Aliran Khawarij: Tokoh-Tokohnya dan Doktrinnya

Aliran Khawarij merupakan salah satu kelompok pemikir dalam Islam yang terkenal dengan pandangan-pandangan radikalnya. Dalam sejarah Islam, Khawarij dikenal sebagai kelompok yang paling keras dalam menegakkan ajaran Islam. Mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang paling murni dalam memahami ajaran agama, sehingga mereka merasa berhak untuk menentang pemerintah dan umat Islam yang dianggap tidak memahami agama dengan benar.

Tokoh-Tokoh Aliran Khawarij

Beberapa tokoh yang terkenal dalam aliran Khawarij antara lain:

  • Ali bin Abi Thalib
  • Abdurrahman bin Muljam
  • Qatadah bin Numan
  • Abdullah bin Wahb

Ali bin Abi Thalib merupakan salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Islam. Namun, di akhir masa hidupnya, ia dianggap sebagai salah satu tokoh Khawarij karena perbedaan pandangan dalam memimpin umat Islam. Abdurrahman bin Muljam adalah salah satu pelaku pembunuhan terhadap Ali bin Abi Thalib. Sedangkan Qatadah bin Numan dan Abdullah bin Wahb adalah tokoh-tokoh Khawarij yang terkenal sebagai pemimpin gerakan Khawarij di zaman Umayyah.

Doktrin Aliran Khawarij

Aliran Khawarij memiliki beberapa doktrin yang menjadi ciri khasnya. Beberapa doktrin tersebut antara lain:

  • Takfir
  • Khuruj
  • Al-Wala’ wal Bara’
  • Tauhid

Takfir adalah doktrin yang mengajarkan bahwa orang yang melakukan dosa besar atau kesalahan dalam memahami ajaran Islam dapat dinyatakan sebagai kafir. Doktrin ini menjadi dasar bagi Khawarij untuk menentang pemerintah dan umat Islam yang mereka anggap tidak memahami ajaran Islam dengan benar.

Khuruj adalah doktrin yang mengajarkan bahwa orang-orang yang merasa tidak puas dengan pemerintah dapat memberontak dan melawan pemerintah tersebut. Doktrin ini menjadi dasar bagi Khawarij untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang mereka anggap tidak memahami ajaran Islam dengan benar.

Al-Wala’ wal Bara’ adalah doktrin yang mengajarkan bahwa orang-orang yang beriman harus bersikap loyal terhadap sesama muslim yang memahami ajaran Islam dengan benar, dan memutuskan hubungan dengan orang yang dianggap kafir atau tidak memahami ajaran Islam dengan benar.

Tauhid adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hanya Allah yang berhak dipuja dan disembah, dan tidak ada yang setara dengan Allah dalam kekuasaan dan otoritas-Nya.

Perkembangan Aliran Khawarij

Aliran Khawarij berkembang pada masa awal Islam, tepatnya pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Pada masa itu, Khawarij menentang kebijakan Ali dalam mengatur pemerintahan dan menganggapnya sebagai pengkhianat Islam. Khawarij kemudian melakukan pemberontakan terhadap Ali dan akhirnya membunuhnya pada tahun 661 Masehi.

Setelah itu, gerakan Khawarij terus berkembang dan menyebar ke seluruh daerah di Timur Tengah. Gerakan ini terus melakukan pemberontakan terhadap pemerintah dan umat Islam yang mereka anggap tidak memahami ajaran Islam dengan benar. Pada masa Umayyah, gerakan Khawarij berhasil mempengaruhi banyak orang untuk bergabung dengan gerakan mereka.

Namun, pada masa kekuasaan Abbasiyah, gerakan Khawarij mulai kehilangan pengaruhnya. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah Abbasiyah yang memperbaiki hubungan dengan umat Islam dan menghukum mati para pemimpin Khawarij yang melakukan pemberontakan. Gerakan Khawarij kemudian semakin meredup pada masa selanjutnya dan tidak lagi menjadi gerakan besar dalam sejarah Islam.

Kesimpulan

Aliran Khawarij merupakan salah satu kelompok pemikir dalam Islam yang memiliki pandangan-pandangan radikal dalam memahami ajaran Islam. Gerakan ini memiliki beberapa tokoh terkenal seperti Ali bin Abi Thalib dan Abdurrahman bin Muljam, serta memiliki beberapa doktrin seperti Takfir, Khuruj, Al-Wala’ wal Bara’, dan Tauhid. Meskipun gerakan Khawarij pernah berkembang dan mempengaruhi banyak orang dalam sejarah Islam, namun gerakan ini kini telah meredup dan tidak lagi menjadi gerakan besar dalam dunia Islam.