Baca Fatihah dalam Shalat, Maaliki Yaumiddiin atau Maliki

Shalat ialah ibadah wajib lima waktu yang dijalankan oleh umat Muslim. Dalam menjalankan shalat, terdapat beberapa rukun yang harus dikerjakan dengan benar agar shalat kita sah. Salah satu rukun shalat yang harus dikerjakan dengan benar adalah membaca Al-Fatihah. Pada pembacaan Al-Fatihah, terdapat perbedaan dalam pengucapan kalimat Maaliki Yaumiddiin atau Maliki. Berikut penjelasannya.

Arti Al-Fatihah

Sebelum membahas perbedaan antara Maaliki Yaumiddiin dan Maliki, terlebih dahulu harus dipahami arti dari Al-Fatihah. Al-Fatihah merupakan surat pertama dalam Al-Quran yang terdiri dari tujuh ayat. Surat Al-Fatihah digunakan sebagai doa permohonan pada setiap rakaat shalat wajib dan sunnah.

Isi dari Al-Fatihah adalah memuji Allah, memohon petunjuk, dan memohon ampunan. Oleh karena itu, Al-Fatihah merupakan doa pembuka yang sangat penting dalam shalat.

Perbedaan antara Maaliki Yaumiddiin dan Maliki

Pada pembacaan Al-Fatihah, terdapat perbedaan dalam pengucapan kalimat Maaliki Yaumiddiin atau Maliki. Pengucapan yang benar antara keduanya menjadi perdebatan yang terus berlanjut di kalangan umat Muslim. Namun, pada dasarnya keduanya memiliki makna yang sama.

Maaliki Yaumiddiin merupakan pengucapan yang dipakai oleh mayoritas umat Muslim di Indonesia. Sedangkan Maliki merupakan pengucapan yang dipakai oleh umat Muslim di Maroko. Perbedaan ini muncul karena adanya perbedaan dalam bahasa Arab yang digunakan di kedua negara tersebut.

Makna dari Maaliki Yaumiddiin dan Maliki sama-sama berarti Pemilik Hari Pembalasan. Pada akhirat nanti, Allah akan membalas segala amal manusia selama hidup di dunia. Oleh karena itu, dalam shalat, membaca Al-Fatihah dengan benar menjadi sangat penting.

Pengucapan yang Benar dalam Membaca Al-Fatihah

Meskipun terdapat perbedaan dalam pengucapan Maaliki Yaumiddiin dan Maliki, namun keduanya sama-sama benar. Hal yang lebih penting dalam membaca Al-Fatihah adalah mengucapkannya dengan benar sesuai tajwid.

Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Quran dengan benar dan tepat. Dalam tajwid, terdapat banyak kaidah yang harus diperhatikan dalam membaca Al-Quran. Salah satunya adalah kaidah tafkhim dan tarqiq.

Kaidah tafkhim dan tarqiq berkaitan dengan pengucapan huruf hijaiyah. Huruf hijaiyah yang harus dibaca dengan tafkhim adalah huruf tha, jim, dal, dzal, dan qaf. Sedangkan huruf hijaiyah yang harus dibaca dengan tarqiq adalah huruf ba, ta, ts, th, dan kha.

Pengetahuan tentang tajwid sangat penting dalam membaca Al-Fatihah agar shalat kita sah. Jangan sampai kita membaca Al-Fatihah dengan salah, sehingga shalat yang kita lakukan menjadi tidak sah.

Keutamaan Membaca Al-Fatihah dalam Shalat

Sebagai doa pembuka dalam shalat, membaca Al-Fatihah memiliki keutamaan yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda, “Shalat yang tidak diawali dengan Al-Fatihah, seperti rumah yang tidak memiliki pintu.”

Makna dari hadis tersebut adalah bahwa Al-Fatihah merupakan pintu masuk dalam shalat. Oleh karena itu, shalat yang tidak diawali dengan membaca Al-Fatihah, sama saja dengan shalat yang tidak memiliki pintu masuk.

Selain itu, Al-Fatihah juga memiliki keutamaan sebagai doa permohonan. Dalam Al-Fatihah, kita memohon petunjuk dan ampunan kepada Allah. Doa permohonan yang kita panjatkan dalam Al-Fatihah akan dikabulkan oleh Allah jika kita membacanya dengan benar dan ikhlas.

Kesimpulan

Al-Fatihah merupakan surat pembuka dalam Al-Quran yang harus dibaca pada setiap rakaat shalat. Pada pembacaan Al-Fatihah, terdapat perbedaan dalam pengucapan kalimat Maaliki Yaumiddiin atau Maliki. Keduanya sama-sama benar dan memiliki makna yang sama sebagai Pemilik Hari Pembalasan.

Pengucapan yang benar dalam membaca Al-Fatihah adalah pengucapan yang sesuai dengan tajwid. Pengetahuan tentang tajwid sangat penting dalam membaca Al-Fatihah agar shalat kita sah. Selain itu, Al-Fatihah memiliki keutamaan sebagai doa pembuka dan doa permohonan kepada Allah.

Semoga penjelasan ini dapat membantu sahabat Muslim dalam menjalankan shalat dengan benar dan khusyuk.