Hati-hati Ini Macam Riya yang Mungkin Tidak Kita Sadari

Apakah kamu pernah merasa bahwa kamu sudah berbuat baik, tetapi masih merasa kurang puas karena tidak ada orang yang memperhatikan? Atau mungkin kamu sering merasa ingin memperlihatkan kesuksesanmu kepada orang lain? Jika ya, kamu mungkin sedang melakukan riya tanpa menyadarinya.

Riya merupakan perilaku yang dilakukan untuk memperlihatkan kebaikan seseorang kepada orang lain, bukan semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Riya bisa terjadi dalam berbagai bentuk, tergantung pada tujuan dan motif di balik perilaku tersebut.

Motif Riya

Ada beberapa motif yang mendorong seseorang untuk melakukan riya, di antaranya:

  • Keinginan untuk mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain
  • Merasa lebih baik daripada orang lain
  • Menghindari cemoohan dan kritikan dari orang lain
  • Mendapatkan keuntungan materi atau status sosial

Motif-motif ini seringkali tidak disadari oleh pelakunya, karena di balik perilaku riya tersebut terdapat perasaan yang bertentangan, antara ingin mendapatkan pujian dan penghargaan, tetapi juga merasa tidak nyaman jika terlalu banyak diperhatikan.

Bentuk Riya

Riya bisa terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya:

  • Membaca Al-Quran atau berdoa di depan orang banyak untuk memperlihatkan kebaikan dan kebaktian
  • Memberikan sedekah atau sumbangan dengan tujuan agar orang lain melihat dan menghargai kebaikanmu
  • Menolong orang lain dengan tujuan agar dirimu dianggap lebih baik dan mulia
  • Menceritakan kebaikan yang telah kamu lakukan dengan tujuan agar orang lain menganggapmu sebagai orang yang baik dan berbakti

Bentuk riya lainnya bisa berupa tindakan yang terkesan kecil, tetapi sebenarnya memiliki motif yang sama, misalnya memperlihatkan barang-barang mahal yang dimiliki, memposting foto-foto kegiatan sosial di media sosial, atau memamerkan prestasi akademik di depan teman-teman.

Akibat Riya

Riya memiliki akibat yang sangat berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Beberapa akibat riya antara lain:

  • Mengurangi keikhlasan dalam beribadah dan berbuat baik
  • Menghilangkan pahala dari amal baik yang telah dilakukan
  • Mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan
  • Menghasilkan rasa sombong dan meremehkan orang lain
  • Mengganggu hubungan sosial dengan orang lain karena terlalu memikirkan pujian dan penghargaan dari mereka
  • Meningkatkan risiko terkena penyakit jiwa, seperti depresi dan kecemasan

Akibat riya yang paling berbahaya adalah hilangnya pahala dari amal baik yang telah dilakukan. Allah SWT tidak akan menerima amal yang dilakukan dengan motif riya, sehingga seseorang tidak akan mendapatkan pahala dari amal tersebut. Hal ini bisa mengakibatkan kerugian yang sangat besar, terutama di akhirat nanti.

Cara Menghindari Riya

Untuk menghindari riya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Mengingatkan diri sendiri bahwa kebaikan yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT
  • Menghindari perilaku yang terkesan memamerkan kebaikan atau kesuksesan
  • Menghindari membandingkan diri dengan orang lain
  • Menghindari perilaku yang bertujuan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain
  • Menghindari menjadikan amal sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan materi atau status sosial

Menghindari riya membutuhkan kesadaran diri dan upaya yang terus-menerus. Tidak mudah untuk mengubah perilaku yang sudah terbiasa dilakukan selama ini, tetapi dengan niat yang tulus dan keinginan untuk mendapatkan ridha Allah SWT, kita bisa menghindari riya dan mendapatkan pahala yang lebih besar dari amal baik yang telah dilakukan.

Kesimpulan

Riya adalah perilaku yang dilakukan untuk memperlihatkan kebaikan seseorang kepada orang lain, bukan semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Riya bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan memiliki akibat yang sangat berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk menghindari riya, kita perlu mengingatkan diri sendiri bahwa kebaikan yang dilakukan semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT, dan menghindari perilaku yang terkesan memamerkan kebaikan atau kesuksesan.