Hukum Berpacaran: Apa yang Perlu Kamu Ketahui?

Berpacaran atau menjalin hubungan asmara sebelum menikah, menjadi sebuah fenomena yang semakin marak di Indonesia. Namun, di sisi lain, muncul pula pandangan yang menyatakan bahwa berpacaran dianggap tidak etis, terutama bagi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.

Apa itu Hukum Berpacaran?

Sebelum membahas lebih jauh tentang hukum berpacaran, perlu diketahui bahwa hukum itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu hukum positif dan hukum syariat. Hukum positif adalah hukum yang dibuat oleh manusia, sedangkan hukum syariat adalah hukum yang berasal dari agama.

Oleh karena itu, dalam konteks berpacaran, hukum berpacaran yang dimaksud adalah hukum yang berasal dari agama Islam. Dalam Islam, berpacaran sebelum menikah tidak dilarang, namun ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Aturan Berpacaran dalam Islam

Secara umum, aturan berpacaran dalam Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, berpacaran dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam calon pasangan. Namun, perlu diingat bahwa berpacaran bukanlah ajang untuk bersenang-senang semata.

Kedua, dalam berpacaran, harus ada pengawasan dari orang tua atau wali. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa hubungan yang terjalin tidak melenceng dari aturan yang telah ditetapkan dalam agama.

Ketiga, dalam berpacaran, tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang melanggar aturan agama, seperti berciuman, berpegangan tangan, atau hal-hal lain yang dapat menimbulkan godaan dan godaan tersebut dapat mengarah pada perbuatan zina.

Keempat, dalam berpacaran, diperlukan adanya kesadaran untuk menjaga jarak dan batasan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk perbuatan zina.

Apakah Berpacaran Dilarang dalam Islam?

Meskipun tidak dilarang secara tegas, namun ada beberapa pandangan yang menyatakan bahwa berpacaran sebelum menikah tidak dianjurkan dalam Islam. Hal ini dikarenakan, selain dapat menimbulkan godaan yang sulit dihindari, berpacaran juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti hilangnya kesucian diri, kerusakan moral, dan hilangnya kepercayaan dari orang tua atau wali.

Oleh karena itu, sebaiknya sebelum memutuskan untuk berpacaran, calon pasangan harus mempertimbangkan dengan matang apakah hubungan yang akan terjalin akan membawa dampak positif atau negatif bagi keduanya.

Bagaimana Menjaga Kesucian dalam Berpacaran?

Menjaga kesucian dalam berpacaran menjadi hal yang sangat penting agar tidak terjerumus pada perbuatan zina. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesucian dalam berpacaran antara lain:

Pertama, memperkuat iman dan takwa kepada Allah SWT. Dengan memiliki iman dan takwa yang kuat, akan memudahkan seseorang untuk menolak godaan dan menghindari perbuatan zina.

Kedua, menjaga jarak dan batasan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya godaan dan menghindari perbuatan yang tidak diinginkan.

Ketiga, berkomunikasi dengan pasangan secara jujur dan terbuka. Dengan berkomunikasi secara jujur dan terbuka, akan memudahkan pasangan untuk saling memahami dan menghargai satu sama lain.

Keempat, meminta bantuan dan dukungan dari orang tua atau wali. Orang tua atau wali dapat memberikan pengawasan dan arahan yang tepat dalam menjalankan hubungan asmara.

Bagaimana Jika Berpacaran Tidak Sesuai dengan Ajaran Agama?

Jika ternyata hubungan asmara yang terjalin melanggar aturan agama, sebaiknya segera diakhiri. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif yang dapat timbul, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Jika sulit untuk mengakhiri hubungan tersebut secara tiba-tiba, sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan menghindari hal-hal yang dapat memperburuk situasi.

Kesimpulan

Secara umum, berpacaran sebelum menikah tidak dilarang dalam Islam, namun ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar tidak menimbulkan dampak negatif. Selain itu, sebaiknya sebelum memutuskan untuk berpacaran, calon pasangan harus mempertimbangkan dengan matang apakah hubungan yang akan terjalin akan membawa dampak positif atau negatif bagi keduanya.

Oleh karena itu, menjaga kesucian dan menjalankan hubungan asmara dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan agar tidak terjerumus pada perbuatan yang tidak diinginkan.