Jenis Riba: Pengertian dan Contoh-contohnya

Sebagai umat Muslim, kita pasti sudah familiar dengan istilah riba. Riba adalah suatu praktik yang dilarang dalam Islam karena dianggap tidak adil dan merugikan salah satu pihak. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis riba yang harus dihindari? Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis riba beserta contoh-contohnya.

1. Riba Fadhl

Riba fadhl terjadi ketika dua barang yang sama dijual dengan harga yang berbeda. Misalnya, seseorang menjual satu kilogram beras kepada orang lain dengan harga Rp10.000, lalu menjual satu kilogram beras yang sama kepada orang lain dengan harga Rp12.000. Selisih harga tersebut dianggap sebagai riba fadhl.

2. Riba Nasi’ah

Riba nasi’ah terjadi ketika seseorang meminjam uang dari orang lain dengan syarat harus mengembalikan uang tersebut beserta tambahan bunga dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, seseorang meminjam uang sebesar Rp10.000.000 dengan bunga 10% per tahun. Setelah setahun, ia harus mengembalikan uang tersebut beserta bunga sebesar Rp11.000.000. Hal ini dianggap sebagai riba nasi’ah.

3. Riba Qardh

Riba qardh terjadi ketika seseorang meminjam uang atau barang dari orang lain dengan syarat harus mengembalikan uang atau barang tersebut dengan jumlah yang lebih banyak atau lebih baik. Contohnya, seseorang meminjam satu kilogram gula dari orang lain dan setelah beberapa hari mengembalikan satu setengah kilogram gula. Hal ini dianggap sebagai riba qardh.

4. Riba Jahiliyah

Riba jahiliyah adalah riba yang sudah ada sejak zaman jahiliyah (sebelum datangnya Islam). Riba jenis ini terjadi ketika seseorang meminjam uang dari orang lain dan harus mengembalikan uang tersebut beserta tambahan bunga. Contohnya, seseorang meminjam uang sebesar Rp5.000.000 dan setelah satu bulan harus mengembalikan uang tersebut beserta bunga sebesar Rp500.000. Hal ini dianggap sebagai riba jahiliyah.

5. Riba Al-Munabadzah

Riba al-munabadzah terjadi ketika dua orang melakukan transaksi jual beli dengan cara saling melempar barang tanpa melihat jenis dan kualitas barang yang ditukar. Contohnya, seseorang menjual sebuah mobil dengan harga Rp100.000.000 kepada orang lain dan menerima sebuah sepeda motor dengan harga Rp10.000.000 sebagai pembayaran. Hal ini dianggap sebagai riba al-munabadzah.

6. Riba Al-Fadhl

Riba al-fadhl terjadi ketika seseorang menjual barang yang sama dengan harga yang berbeda kepada dua orang yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Misalnya, seseorang menjual sebuah laptop dengan harga Rp10.000.000 kepada orang pertama dan menjual laptop yang sama dengan harga Rp12.000.000 kepada orang kedua dalam waktu yang bersamaan. Selisih harga tersebut dianggap sebagai riba al-fadhl.

7. Riba Al-Qiradh

Riba al-qiradh terjadi ketika seseorang meminjam uang dari orang lain dengan syarat harus mengembalikan uang tersebut beserta tambahan bunga dalam waktu yang sudah ditentukan. Contohnya, seseorang meminjam uang sebesar Rp5.000.000 dengan bunga 10% per bulan. Setelah satu bulan, ia harus mengembalikan uang tersebut beserta bunga sebesar Rp5.500.000. Hal ini dianggap sebagai riba al-qiradh.

8. Riba An-Nasi’ah

Riba an-nasi’ah terjadi ketika seseorang meminjam uang dari orang lain dengan syarat harus mengembalikan uang tersebut beserta tambahan bunga dalam waktu yang sudah ditentukan. Contohnya, seseorang meminjam uang sebesar Rp5.000.000 dengan bunga 10% per bulan. Setelah satu bulan, ia harus mengembalikan uang tersebut beserta bunga sebesar Rp5.500.000. Hal ini dianggap sebagai riba an-nasi’ah.

9. Riba Al-Fai

Riba al-fai terjadi ketika seseorang meminjam uang dari orang lain dengan syarat harus mengembalikan uang tersebut beserta tambahan bunga dalam waktu yang sudah ditentukan. Contohnya, seseorang meminjam uang sebesar Rp5.000.000 dengan bunga 10% per bulan. Setelah satu bulan, ia tidak bisa mengembalikan uang tersebut beserta bunga. Kemudian, ia meminta penambahan waktu selama satu bulan lagi dengan bunga yang lebih besar yaitu 20%. Hal ini dianggap sebagai riba al-fai.

10. Riba Al-Jahiliyah

Riba al-jahiliyah adalah riba yang sudah ada sejak zaman jahiliyah (sebelum datangnya Islam). Riba jenis ini terjadi ketika seseorang meminjam uang dari orang lain dan harus mengembalikan uang tersebut beserta tambahan bunga. Contohnya, seseorang meminjam uang sebesar Rp5.000.000 dan setelah satu bulan harus mengembalikan uang tersebut beserta bunga sebesar Rp500.000. Hal ini dianggap sebagai riba al-jahiliyah.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa riba adalah praktik yang dilarang dalam Islam karena dianggap tidak adil dan merugikan salah satu pihak. Ada beberapa jenis riba yang harus dihindari, antara lain riba fadhl, riba nasi’ah, riba qardh, riba jahiliyah, riba al-munabadzah, riba al-fadhl, riba al-qiradh, riba an-nasi’ah, riba al-fai, dan riba al-jahiliyah. Sebagai umat Muslim, kita harus berusaha untuk menghindari praktik riba dalam kehidupan sehari-hari.