Kenapa Allah Beri Mukjizat Berbeda pada Para Nabi Ini? Kata Ibnu Katsir

Mukjizat merupakan salah satu bentuk keajaiban yang diberikan oleh Allah kepada para nabi sebagai bukti kebenaran risalah mereka. Namun, tidak semua nabi mendapatkan mukjizat yang sama. Mengapa demikian? Ibnu Katsir, seorang ulama terkenal, memberikan penjelasan mengenai hal ini.

Mukjizat sebagai Bukti Kebenaran Risalah

Sebelum membahas mengapa mukjizat diberikan secara berbeda pada para nabi, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu mukjizat dan fungsinya. Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang terjadi atas kehendak Allah dan dilakukan oleh para nabi sebagai bukti kebenaran risalah mereka. Mukjizat dapat berupa hal-hal yang mustahil dilakukan oleh manusia, seperti menghidupkan orang mati, membelah bulan, dan sebagainya.

Fungsi dari mukjizat adalah untuk membuktikan bahwa nabi yang mendapatkannya benar-benar diutus oleh Allah dan memperkuat keimanan umat manusia terhadap risalah yang dibawa oleh nabi tersebut. Sebagai contoh, mukjizat yang diperoleh oleh Nabi Musa dalam bentuk membelah laut meredakan keraguan Bani Israel tentang kebenaran risalahnya.

Mukjizat yang Berbeda pada Para Nabi

Ada beberapa nabi yang mendapatkan mukjizat yang sama, seperti Nabi Musa dan Nabi Isa yang keduanya mampu menghidupkan orang mati. Namun, ada juga nabi yang mendapatkan mukjizat yang berbeda-beda. Mengapa demikian? Ibnu Katsir menjelaskan bahwa mukjizat yang diberikan kepada para nabi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi umat pada masa itu.

Sebagai contoh, Nabi Musa diberikan mukjizat membelah laut karena Bani Israel pada masa itu sangat membutuhkan bukti kebenaran risalahnya dan mukjizat tersebut dapat memberikan pengaruh yang besar dalam menguatkan keimanan mereka. Sedangkan Nabi Muhammad diberikan mukjizat dalam bentuk Al-Quran karena pada masa itu, masyarakat Arab sangat terkenal dengan keahlian mereka dalam bahasa Arab dan sastra, sehingga mukjizat tersebut dapat menjadi bukti kebenaran risalah Nabi Muhammad dalam bidang yang relevan dengan masyarakat pada saat itu.

Mengapa Tidak Semua Nabi Diberikan Mukjizat?

Meskipun mukjizat merupakan bukti kebenaran risalah, tidak semua nabi diberikan mukjizat. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa mukjizat diberikan oleh Allah sebagai karunia dan tidak menjadi syarat untuk kebenaran risalah. Ada nabi yang tidak mendapatkan mukjizat, namun kebenaran risalahnya tetap diakui oleh umat. Sebagai contoh, Nabi Yahya tidak mendapatkan mukjizat, namun kebenaran risalahnya diakui oleh umat.

Selain itu, mukjizat juga diberikan oleh Allah dengan pertimbangan tertentu. Ada nabi yang mendapatkan mukjizat dalam jumlah yang banyak, namun ada juga nabi yang hanya mendapatkan satu atau dua mukjizat saja. Hal ini tergantung pada kebutuhan dan kondisi umat pada masa itu.

Kesimpulan

Mukjizat merupakan bukti kebenaran risalah yang diberikan oleh Allah kepada para nabi. Mukjizat diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi umat pada masa itu. Tidak semua nabi diberikan mukjizat, namun kebenaran risalah mereka tetap diakui oleh umat.