Khutbah Jumat: Tiga Hakikat dalam Ibadah Zakat

Pengertian Zakat

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang memiliki arti memberikan sebagian harta kepada orang yang membutuhkan. Ibadah zakat sangat penting bagi umat Islam karena selain menjadi kewajiban, juga menjadi salah satu cara untuk membersihkan harta dari segala bentuk kekotoran dan menghindarkan diri dari sifat serakah.

Hakikat Ibadah Zakat

Ada tiga hakikat dalam ibadah zakat yang perlu dipahami oleh umat Islam:

1. Hakikat Ketaatan

Ibadah zakat merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Dalam surat Al-Baqarah ayat 43, Allah SWT berfirman, “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”. Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa ibadah zakat merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam yang mampu.

Ketaatan terhadap Allah SWT dalam ibadah zakat tidak hanya berkaitan dengan kewajiban melaksanakan ibadah tersebut, tetapi juga berkaitan dengan cara melaksanakan ibadah tersebut. Ibadah zakat harus dilaksanakan dengan ikhlas dan tulus tanpa mengharapkan imbalan apapun dari manusia.

2. Hakikat Keadilan

Ibadah zakat juga memiliki hakikat keadilan. Dalam surat Al-Baqarah ayat 177, Allah SWT berfirman, “Tidaklah dianggap taqwa itu hanya memalingkan muka ke arah timur atau barat, tetapi benar-benar taqwa itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan) dan orang-orang yang meminta, serta untuk memerdekakan hamba sahaya, serta menegakkan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang memenuhi janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesukaran dan penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (taqwa); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa ibadah zakat merupakan salah satu bentuk taqwa. Ibadah zakat juga harus dilaksanakan dengan adil, yaitu memberikan hak yang sesuai bagi orang yang berhak menerima zakat. Hal ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat.

3. Hakikat Solidaritas

Ibadah zakat juga memiliki hakikat solidaritas. Dalam surat Al-Insan ayat 8-9, Allah SWT berfirman, “Dan mereka memberikan makanan kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan (dalam perang) walaupun mereka lebih menyukai makanan itu sendiri. Mereka berkata, ‘Kami memberi makanan kepada kalian hanya untuk mengharapkan wajah Allah. Kami tidak mengharapkan imbalan dan tidak menghendaki terima kasih dari kalian’.”

Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa ibadah zakat juga merupakan bentuk solidaritas sosial. Dalam melaksanakan ibadah zakat, umat Islam harus memiliki kesadaran bahwa mereka harus saling membantu dan berbagi kepada sesama manusia yang membutuhkan, terlepas dari perbedaan agama, ras, dan suku.

Kesimpulan

Demikianlah tiga hakikat dalam ibadah zakat yang perlu dipahami oleh umat Islam, yaitu hakikat ketaatan, keadilan, dan solidaritas. Dalam melaksanakan ibadah zakat, umat Islam harus mengikuti tiga hakikat tersebut agar ibadah zakat dapat menjadi ladang pahala yang berkah di dunia dan akhirat. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat meningkatkan pemahaman umat Islam tentang ibadah zakat.