Pengertian Dzahir, Takwil, dan Macam-macamnya

Dalam ilmu tafsir, ada beberapa istilah yang sering digunakan, di antaranya adalah dzahir dan takwil. Namun, tidak semua orang memahami arti dari kedua istilah tersebut. Oleh karena itu, pada artikel kali ini akan dibahas pengertian dzahir, takwil, serta macam-macamnya.

Pengertian Dzahir

Dzahir berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah jelas atau terang. Secara terminologi, dzahir adalah pemahaman atas ayat-ayat Al-Quran yang sesuai dengan makna harfiahnya atau dapat dipahami secara langsung tanpa harus melalui penafsiran lebih dalam.

Contoh penggunaan dzahir adalah pada ayat Al-Quran Surat Al-Kahfi ayat 9 yang berbunyi, “Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh itu sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?”. Ayat tersebut memiliki makna yang jelas dan dapat dipahami langsung bahwa orang yang beriman dan beramal saleh tidaklah sama dengan orang yang melakukan kerusakan.

Pengertian Takwil

Takwil adalah pemahaman atas ayat-ayat Al-Quran yang membutuhkan penafsiran lebih dalam dan tidak dapat dipahami secara langsung dengan makna harfiahnya. Secara terminologi, takwil berarti menguraikan atau menjelaskan makna yang tersembunyi di balik ayat Al-Quran.

Contoh penggunaan takwil adalah pada ayat Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 197, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar ihrammu itu”. Ayat tersebut memiliki makna yang tersembunyi di balik kata-katanya, yaitu melarang umat Islam untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar perintah Allah saat melakukan ibadah haji atau umrah.

Macam-macam Takwil

Berikut adalah beberapa macam takwil yang sering digunakan dalam ilmu tafsir:

1. Takwil Haqiqi

Takwil haqiqi adalah penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang berdasarkan makna yang sebenarnya atau hakiki. Misalnya, ayat Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 30, “Sesungguhnya aku jadikan di muka bumi ini seorang khalifah”. Ayat tersebut ditafsirkan sebagai Allah SWT menjadikan manusia sebagai pemimpin di bumi.

2. Takwil Majazi

Takwil majazi adalah penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang berdasarkan makna kiasan atau majas. Contoh penggunaan takwil majazi adalah pada ayat Al-Quran Surat Al-Hijr ayat 26, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari tanah liat hitam (yang berasal) dari lumpur yang diberi bentuk”. Ayat tersebut merupakan kiasan dari penciptaan manusia dari tanah liat.

3. Takwil Ishari

Takwil ishari adalah penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang berdasarkan makna yang bersifat simbolik atau isyarat. Contoh penggunaan takwil ishari adalah pada ayat Al-Quran Surat Al-An’am ayat 99, “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami keluarkan dengan air itu segala macam tumbuhan”. Ayat tersebut merupakan isyarat atas kebesaran Allah SWT yang mampu menciptakan segala sesuatu.

4. Takwil Ijmal

Takwil ijmal adalah penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang bersifat umum atau global. Misalnya, ayat Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 3, “Pada hari ini Aku telah sempurnakan untuk kamu agamamu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atasmu, dan Aku telah ridha Islam sebagai agama bagimu”. Ayat tersebut merupakan ijmal dari kesempurnaan agama Islam sebagai agama yang sempurna.

Kesimpulan

Dzahir dan takwil merupakan istilah-istilah penting yang sering digunakan dalam ilmu tafsir Al-Quran. Dzahir adalah pemahaman atas ayat-ayat Al-Quran yang dapat dipahami secara langsung tanpa harus melalui penafsiran lebih dalam. Sedangkan takwil adalah pemahaman atas ayat-ayat Al-Quran yang membutuhkan penafsiran lebih dalam dan tidak dapat dipahami secara langsung dengan makna harfiahnya. Terdapat beberapa macam takwil yang sering digunakan dalam ilmu tafsir, yaitu takwil haqiqi, takwil majazi, takwil ishari, dan takwil ijmal.