Sejarah Terciptanya Lambang NU

NU atau Nahdlatul Ulama adalah organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia. Lambang NU yang sangat terkenal ini memiliki makna yang sangat dalam bagi para pengikutnya. Sejarah terciptanya lambang NU sendiri tidak bisa dipisahkan dari sejarah berdirinya organisasi ini.

Pendirian NU

Nahdlatul Ulama didirikan pada tahun 1926 oleh seorang ulama besar bernama Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Organisasi ini berdiri sebagai wadah untuk memperkuat dan mempertahankan ajaran Islam yang moderat dan toleran di Indonesia. NU juga bertujuan untuk mengembangkan kegiatan sosial dan kemanusiaan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

NU sendiri memiliki sejarah panjang dan berliku. Organisasi ini terus berkembang dan mengalami perubahan seiring dengan perubahan zaman. Namun, nilai-nilai dasar NU yang moderat dan toleran tetap terjaga hingga kini.

Perkembangan Lambang NU

Lambang NU sendiri mengalami beberapa perubahan seiring dengan perkembangan organisasi ini. Lambang NU pertama kali dibuat pada tahun 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari. Lambang tersebut berupa bulan sabit dan bintang yang menjadi simbol Islam.

Pada tahun 1928, lambang NU diubah menjadi sebuah lingkaran yang di dalamnya terdapat tulisan “Nahdlatul Ulama” dan gambar bintang. Pada tahun 1952, lambang NU kembali mengalami perubahan dengan menambahkan gambar burung garuda yang dianggap sebagai simbol kebangsaan Indonesia.

Pada tahun 1984, lambang NU diubah lagi menjadi bentuk yang lebih modern dengan menambahkan gambar padi dan kapas yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. Lambang NU yang terbaru ini digunakan hingga kini.

Makna Lambang NU

Lambang NU yang terbaru ini memiliki makna yang sangat dalam bagi para pengikutnya. Lambang tersebut terdiri atas beberapa elemen yang masing-masing memiliki makna yang berbeda.

Elemen pertama adalah lingkaran yang melambangkan kesatuan dan persatuan. NU sebagai organisasi Islam moderat dan toleran ingin menyatukan umat Islam di Indonesia dan memperkuat persatuan di antara mereka.

Elemen kedua adalah burung garuda yang melambangkan kebangsaan Indonesia. NU sebagai organisasi yang berasal dari Indonesia ingin menunjukkan bahwa Islam dan kebangsaan Indonesia dapat hidup berdampingan dalam kesatuan yang harmonis.

Elemen ketiga adalah padi dan kapas yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. NU sebagai organisasi yang peduli dengan kesejahteraan masyarakat ingin menunjukkan bahwa ajaran Islam yang moderat dan toleran dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.

Kesimpulan

Sejarah terciptanya lambang NU membuktikan bahwa organisasi ini memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat dan mempertahankan ajaran Islam yang moderat dan toleran di Indonesia. Lambang tersebut juga menunjukkan bahwa NU sebagai organisasi Islam di Indonesia ingin menyatukan umat Islam dan memperkuat persatuan di antara mereka.

Dengan lambang yang memiliki makna yang sangat dalam ini, diharapkan NU dapat terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik dan damai.